Update Terbaru, Kasus Cacar Monyet Kini Bertambah Jadi 29 Kasus

Update Terbaru, Kasus Cacar Monyet Kini Bertambah Jadi 29 Kasus
Update Terbaru, Kasus Cacar Monyet Kini Bertambah Jadi 29 Kasus
0 Komentar

LAPAKAKU – Update terbaru, kasus cacar monyet kini bertambah jadi 39 kasus.

Pakar Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia atau di singkatnya (UI) Prof.dr.Amin Soebandrio, Ph.D., Sp.MK(K) kini ungkap risiko kematian cacar monyet alias monkeypox yang sudah masuk di negara Indonesia ialah sebanyak 29 kasus konformasi.

Pendidikan Tinggi Eijkman dan Mantan Kepala Lembaga Biologi ini menjelaskan, bahwa risiko kematian cacar monyet cenderung cukup rendah, sebab penyakit yang disebabkan virus ini akan bisa sembuh dengan sendirinya, jika tak menimbulkan komplikasi.

“Selama tidak ada komplikasi angka kematiannya cenderung rendah,” Ungkap Prof. Amin

Baca Juga:Rudy Gunawan Ungkap Rencana Perubahan Perda Terhadap Rumah Sakit Umum di GarutPemda Provinsi Jabar Mempersiapkan Rumah Sakit Tangani Kasus Cacar Monyet

Komplikasi yang ditakutkan itu, bisa virus ikut menginfeksi paru, jantung maupun organ vital yang lainnya. Selebihnya kalau komplikasi tak terjadi, maka yang harus diperkuat sistem kekebalan tubuh.

“Jadi yang dijaga itu jangan sampai terjadi infeksi sekunder (mempengaruhi organ lain). Jadi tergantung daya tahun tubuhnya karena infeksi virus seperti cacar monyet memang bisa menyebabkan penurunan imunitas,” Kata pakar yang punya 28 keahlian di bidang riset, genetik, sel, mikrobiologi, sampai imunologi itu.

Cacar monyet maupun monkeypox ialah penyakit virus zoonosis atau virus yang ditularkan dari hewan ke manusia, yang dapat bisa sembuh sendiri.

Monkeypox ini disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae, yang pada umumnya akan terjadi di Afrika Tengah sama Afrika Barat sebagai negara endemis.

Sementara itu cara membedakan cacar monyet dengan cacar air yang pada saat ini masih menginfeksi beberapa orang, ialah bisa dilihat dari bentuk lesi yang cenderung bernanah.

“Jadi yang membedakan gejala cacar monyet dengan yang lain, yaitu ada pembesaran kelenjar getah bening. Ini umumnya di ketiak, selangkangan kaki akan membengkak, sedangkan pada cacar biasa itu tidak ada,” Ungkapnya.

Namun beliau juga mengingatkan, pembesaran kelenjar getah bening ini tak bisa langsung terlihat dalam satu hari. Namun sering kali baru bisa diamati sesudah beberapa hari infeksi.

Baca Juga:Pemda Provinsi Jawa Barat Raih Penghargaan Award 2023 di Kementerian ESDMSerahkan 48 Sertifikat Hak Pakai Barang Punya Negara Oleh Kantor Pertahanan Kabupaten Bekasi

Inilah karenanya, cacar monyet memiliki perjalanan waktu infeksi yang cukup lama, ialah berkisar antara 2 sampai 4 minggu buat bisa sembuh dengan sendirinya.

0 Komentar